Dlh. Lumajang - Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lumajang sambangi Ratu Talas dari Kecamatan Senduro Rabu 08 April 2020. Ratu yang satu ini bukan Ratu ratuan, tapi Ratu beneran. Walau tanpa kontes, sebutan itu pantas ia sandang. Tantangan hidup dan ketidakberdayaan petani talas sudah dimenangkannya.
Khoriyah atau Iyah sudah membuat para petani yang tergabung di Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) menjadi tersenyum. Talas yang dulunya tidak laku mendapat harga pantas dan menembus pasar ekspor. Kegigihan perempuan desa ini telah merubah nasib dirinya dan nasib para petani talas. Kalau ditanya modal yang membuat ia seperti sekarang, jawabnya "kejujuran dan jangan tamak"
Kini, 7000 petani yang tergabung di LMDH menjadi mitranya. Itu masih di Lumajang saja. Beberapa kabupaten juga menjadi pemasok talas dibawah kendali Sang Ratu. Kehadiran Sang Ratu selalu ditunggu dan dirindukan para petani talas. Sang Ratu datang, talas jadi uang.
"Urip iki ojok dipikir nemen nemen (hidup ini jangan sangat dipikir), dijalani saja dengan terus berusaha. Jangan gengsi-an, jangan silau dengan keadaan," kata Sang Ratu.
Pun saat menyikapi kondisi permintaan pasar yang sempat turun karena wabah Corona, Sang Ratu tetap optimis dan positif thinking.
Ketemu Sang Ratu seperti mendapat kuliah kehidupan. Ceritanya terus mengalir, sampai sampai suguhan kopi dan pisang goreng lupa kami jamah. Apa yang dilakukan Sang Ratu selama kurun waktu 20 tahun ini telah mensejahterakan petani dan melestarikan lingkungan. Usaha memang tidak akan mengkhianati hasil. Sang Ratu yang mbois ini kami usulkan sebagai peraih Kalpataru tahun 2020.
Bravo Sang Ratu Talas !!!