Alun-Alun Lumajang semakin cantik setelah rehabilitasi tahap 2. Sarana dan prasarana ditingkatkan demi kenyamanan masyarakat Lumajang. Masyarakat akan betah berlama-lama di Alun-Alun Lumajang.
Setelah penangkaran anggrek semeru, saat ini Dinas Lingkungan Hidup sedang gencar menambah fasilitas. Ada 50 tempat sampah dan 20 kursi taman yang diletakkan di dalam Alun-Alun Lumajang.
Dan juga dilakukan pengecatan pohon yang ada di wilayah Lumajang. “Pohon dilakukan pengecatan agar terlihat menarik. Kalau warna-warni kan semakin menarik perhatian masyarakat,” ujar Yuli Haris, kabid RTH.
Saat ini, DLH sedang menarik perhatian anak untuk belajar dengan alam. Mengamati sekeliling Alun-Alun agar bisa dijadikan ilmu pengetahuan.
Di setiap pohon, akan ada sekilas info tentang pohon tersebut. Terbuat dari kayu, tertulis nama pohon dan nama latinnya. Nama latin ditulis dengan warna gelap, sangat kecil, daripada nama pohon aslinya.
Kenapa seperti itu? Agar anak-anak mendekat, mengelusnya, bila perlu memeluknya, agar lebih sayang dengan pohon sekitar.
Ada juga penjelasan singkat dengan bahasa anak menggunakan banner tergantung.
“Jadi anak tidak hanya bermain, melainkan bisa belajar. Papan nama pohon dibuat semenarik mungkin dengan harapan bisa dipahami anak,” lanjut Yuli Haris menjelaskan.
Alun-Alun akan menjadi wisata edukasi, khususnnya bagi anak. Jadi, tidak salah kan sebutan Lumajang layak anak? (afu)