Banyak pelajar berkunjung ke hutan kota bersamaan dengan Tim verifikator penilaian Kabupaten/Kota Sehat skala nasional tiba di Lumajang pada Rabu, 13/9. Menilai kesiapan Lumajang untuk menerima kembali penghargaan Swasti Sabha Nugraha.
Hutan kota tidak hanya sebagai paru-paru kota melainkan sebagai sarana edukasi pelajar. Belajar di ruang terbuka hijau menjadi gaya belajar baru yang menyenangkan.
Setiap pohon tertempel informasi tentang nama latin, famili, ciri pohon, asal-usul penyebaran, kegunaan pohon, dan gambar. Sehingga menjadikan hutan kota sebagai sumber belajar secara langsung.
“Aku senang belajar di hutan kota daripada di kelas. Di kelas cenderung membosankan. Kalau di sini suasananya nyaman dan hawanya sejuk. ” ujar Amaliya siswa kelas IX SMP 2 Lumajang.
Banyaknya kalangan pelajar dari PAUD hingga SMA di hutan kota menjadikan senyuman tersendiri bagi tim verifikator. Mereka juga bersalaman dengan beberapa siswa PAUD dan TK.
Tim verifikator langsung melihat kondisi hutan kota. Melakukan penilaian apakah Lumajang merupakan kabupaten sehat dan layak mendapatkan penghargaan Swasti Sabha Nugraha.
Beberapa poin yang dinilai di hutan kota seperti vegetasi, tata pelatakan, kebersihan, menejerial/pengelolaan, dan sarana prasarana. Poin itulah yang menjadikan hutan kota sebagai salah satu fasilitas publik yang menjadi penilaian tim Swasti Sabha Nugraha, keberadaan hutan kota sebagai sarana umum harus memiliki dan memenuhi kriteria aspek kesehatan bagi masyarakat.
Hutan kota hanyalah salah satu titik dari 13 titik yang akan dinilai. Sampel penilaian yang lain yaitu kampung kelor kelurahan Citrodiiwangsan, Kali Tami RW 05 Kel. Ditotrunan, Gedung Dinas Ketahanan Pangan, pasar Sukodono, Warung Kuliner Bu Tjipto, PKL di Stadion, Hotel Gajah Mada, PA Muhammadiyah, Puskesmas Tempeh, TPA Lempeni, PT. Nankai Sumberwuluh Candipuro, Pemandian Tirtosari Penanggal.
Besar harapan kami selama 20 menit kunjungan tim verifikator ke hutan kota dapat menjadi poin tersendiri bagi penilaian Swasti Sabha Nugraha.