Dlh. Lumajang - Sampah merupakan tantangan besar global yang dampaknya menimbulkan ancaman terhadap keberlanjutan lingkungan. Penanganan sampah harus diawali dari unit terkecil. Padahal saat ini kita sering melihat, tidak semua unit terkecil suatu wilayah, unit industri, unit kegiatan perekonomian maupun lokasi wisata menyediakan tong sampah yang memadai, apalagi tong sampah terpilah.
Masih banyak kita jumpai sampah organik dan anorganik bercampur pada satu tempat sampah. Dan hal tersebut ternyata menyulitkan penanganan kedua jenis sampah. Dengan ketersediaan tempat sampah terpilah, minimal bisa memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa urusan sampah pun ada perbedaan penanganan.
SMA Negeri 1 Kunir juga pernah mengalami hal serupa. Yakni belum memiliki tempat sampah terpilah. Namun sejak awal tahun 2022 perlahan-lahan mulai ada pembenahan dalam penanganan sampah. Yaitu dimulai dengan disediakannya tempat sampah organik dan sampah anorganik. Kegiatan tersebut berlangsung hingga SMA Negeri 1 Kunir mendapat predikat sebagai Sekolah Adiwiyata Tingkat Kabupaten pada Tahun 2022.
Seiring mempersiapkan diri sebagai sekolah Adiwiyata Tingkat Provinsi, SMA Negeri 1 Kunir memiliki upaya baru dalam pengelolaan sampah.
Salah satu jenis sampah yang menjadi perhatian khusus adalah sampah anorganik.
Upaya penanganan sampah anorganik dilakukan melalui inovasi SI_BECIK (Sekolahku Cantik Berhias Ecobrick).
Inovasi pengelolaan sampah anorganik melalui pembuatan ecobrick ini mendapat dukungan dari Ibu Rini Mujiarti, S.Pd.,M.Psi selaku kepala SMA Negeri 1 Kunir.
Dengan didampingi oleh Bapak Andik Wahyu dan Ibu Lilik Amaliawati, para kader Pokja Daur Ulang belajar membuat ecobrick dan merangkai ecobrick untuk menjadi kreasi yang unik.
Manfaat dari inovasi SI_BECIK :
1. Mengurangi timbulan sampah plastik di sekolah
2. Menjadikan sampah plastik berubah menjadi barang yang berdaya guna sebagai spot foto sekaligus memperindah halaman sekolah
Adapun dampak dari inovasi SI_BECIK di SMANegeri 1 Kunir:
• Meningkatnya perilaku berbudaya lingkungan hidup yang sehat di sekolah dari seluruh warga sekolah
• Pada diri siswa terbentuk kreatifitas dalam pengelolaan sampah anorganik
• Tertanamnya rasa peduli dan berbudaya lingkungan pada siswa sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila dalam hal : gotong royong, bernalar kritis serta kreatif
Dapat disimpulkan, bahwa dengan memanfaatkan sampah plastik menjadi ecobrick, diharapkan bisa mengurangi dampak negatif sampah plastik terhadap lingkungan sekolah . Sekolah menjadi bersih dan cantik melalui kreativitas pengelolaan sampah plastik.
Lina Larasati; Koordinator TAS SMAN 1 Kunir.