Jumat, 22 September 2017 Dinas Lingkungan Hidup mengadakan acara gerakan seribu biopori di Taman Hutan Kota Lumajang. Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah untuk mewujudkan Lumajang yang mampu beradaptasi terhadap perubahan iklim yang tidak menentu terutama kekeringan dan banjir. Acara yang di ikuti kurang lebih 250 peserta yang dihadiri pula Bupati dan jajaran Forkompimda, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Lumajang, Sekolah Adiwiyata Kabupaten Lumajang, Kader Berseri dan warga kelurahan Citrodiwangsan.
Acara dimulai pukul 8.30 Wib diawali dengan hiburan paringan yang dibawakan oleh siswa/siswi dari SMK Muhammadiyah Lumajang kemudian dilanjutkan dengan yel-yel warga Citrodiwangsan yang dengan antusias sekali mengikuti acara ini mengingat kelurahan Citrodiwangsan baru saja mendapat penghargaan dari Gubernur Jawa Timur sebagai Kelurahan berseri kategori mandiri. Yang mana saat ini mewakili Kabupaten Lumajang mengikuti penilaian Desa/kelurahan Pro Iklim yang dinilai oleh pemerintah pusat sebagai Desa/ Kelurahan yang mampu beradaptasi menghadapi perubahan iklim.
Dalam sambutannya Bupati Drs. As’at, M.Ag mengajak kepada semua masyarakat untuk mengerjakan salah satu sunnatullah yang harus dikerjakan oleh setiap individu yaitu menjaga lingkungan sekitar, menjaga kualitas air. Bupati juga berpesan agar meneladani leluhur kita jaman dahulu, mereka selalu membuat jublangan (Lobangan) di sekitar rumah yang berfungsi untuk menampung sampah juga sebagai fungsi resapan air hujan, sehingga keseimbangan air dalam lingkungan kita terjaga dengan baik.
Senada pesan Bupati menjaga kualitas lingkungan, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Ir. Nurul Huda dalam laporannya juga menghimbau kepada warga masyarakat untuk turut serta menjaga ketersediaan air melalui peranserta pembuatan lubang biopori di lingkungannya. “kita tahu sekarang musim kemarau panjang, beberapa daerah mengalami kekeringan, salah satu upaya agar kandungan air bawah tanah cukup adalah dengan bersama-sama melakukan gerakan pembuatan Biopori, supaya saat musim kemarau kandungan air bawah tanah terjaga dan saat musim penghujan air tidak menggenang yang mengakibatkan banjir ” ujar Nurul Huda. Disamping itu, Pria yang kerap disapa pak Nurul ini berharap kegiatan ini bisa menular ke Kecamatan-kecamatan lain agar Kabupaten Lumajang bisa menjadi Kota/ Kabupaten yang terhindar dari bencana banjir dan kekeringan. (DLH/Aaf)