DLH News - Kita masyarakat Lumajang optimis meraih adipura ke-11. Kepercayaan tinggi ini karena kerja keras bersama. Inovasi dan evaluasi sebagai sumber pendukung utama pencapaian kinerja.
Hari ini, kader Lingkungan, seluruh karyawan Dinas Lingkungan Hidup, forkopimda, dan LSM melakukan rapat koordinasi. Mempersiapkan penilaian tahap 1 (P1) di halaman Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lumajang.
Bulan November adalah penilaian adipura 2018. Nilai P1 Lumajang tahun kemarin sebesar 76,18. Nilai terbesar ada sistem manajemen pengelolaan lingkungan yaitu 86,6. Sangat mengagumkan karena ini terbaik di Jawa Timur dan semoga tahun ini menjadi lebih baik lagi.
Ir. Nurul Huda sangat optimis akan melebihi target tahun 2017. Ada banyak inovasi yang dilakukan DLH seperti TPA Lempeni dan biogas portable sebagai pendongkrak nilai.
Saat ini, TPA Lempeni sedang dibangun sebuah taman. Sedang diatur bagaimana sebuah TPA bisa dijadikan obyek wisata.
TPA Lempeni memang pernah menjadi obyek riset dan studi banding oleh 150 mahasiswa ITS. Sistem sanitary landfill sebagai andalan pengolahan sampah di Lumajang.
Pada acara ini, dibagikan sebanyak 6 buah biogas portable kepada kelurahan berseri dan kader lingkungan.
Penilaian adipura tidak bisa dilepaskan dari pasukan orange. Mereka adalah ujung tombak penilaian adipura. Mereka adalah aktor utama kebersihan di Lingkungan Lumajang.
Ir. Nurul Huda menghimbau untuk kerja bersama, membangun Lumajang dari semua sisi, khususnya masalah lingkungan yang menjadi penilaian adipura.
“Jangan sampai ada nilai di bawah 75 untuk TPA, karena jika itu terjadi Lumajang akan gagal mendapatkan adipura meskipun nilai rata-rata di atas 75,” ujarnya memberikan semangat.
Lingkungan sehat dan lingkungan layak huni memang menjadi prioritas utama Lumajang berbenah. Menjadikan Lumajang bersih, teduh, dan layak huni. (Afu)